KELOMPOK : NAMA : M.NOR EFANSYAH
NIM : 3101 1201 1999
NAMA : HAMDI
NIM : 3101 1201 2005
NAMA: BAGUS DWI CAHYONO
NIM : 3101 11820
NAMA : HAMDI
NIM : 3101 1201 2005
NAMA: BAGUS DWI CAHYONO
NIM : 3101 11820
Pada abad kelima suku
celtic di Irlandia menggunakan Ogham, Suatu abjad yang di ukir kedalam kayu dan
batu secara horizontal atau bentuk yang merosot memotong suatu garis tegak
Pada tahun 1932 Wallace
Flint, mahasiswa Universitas Hardvard menulis thesis mengenai masa depan
supermarket dimana ia meramalkan pelanggan yang menggunakan punch cards
dapat membuat pemilihan porduk, mempunyai Punch Cards yang dibaca pada gerbang
keluar (kasir), barang-barang tiba dilewati dengan conveyer belt dan data transaksi
tersimpan dan tersedia pada manajemen supermarket tersebut
Tahun 1966,untuk pertama kalinya
barcode dipakai secara komersial adalah
pada tahun 1970 ketika Logicon Inc. membuat universal Grocery Products
Identification Standard ( UGPIC)
Pada
tanggal 3 April 1973 Komite memilih simbol UPC (Uniform Product code) sebagai
standar industri.
PENGERTIAN BERCODE
Adalah susunan garis cetak vertikal hitam putih
dengan lebar berbeda untuk menyimpan data-data spesifik seperti kode produksi,
nomor identitas, dll, sehingga komputer dapat mengidentifikasi dengan mudah
informasi yang dikodekan dalam barcode.
Kode barcode yang berwarna contras (hitam &
putih) sehingga sangat mudah dikenali oleh sensor optik CCD atau laser yang ada
pada alat pemindah, untuk kemudian diterjemahkan oleh komputer menjadi angka.
CARA KERJA
Pada konsep digital, hanya ada dua sinyal data yang dikenal dan bersifat boolean, yaitu 0 atau 1. Barcode menerapkannya pada batang-batang baris kodenya yang terdiri
dari warna hitam dan putih. Warna hitam mewakili bilangan 0 dan warna
putih mewakili bilangan 1. Mengapa demikian? Karena warna hitam akan
menyerap cahaya yang dipancarkan oleh alat pembaca barcode, sedangkan
warna putih akan memantulkan balik cahaya tersebut.Selanjutnya, masing-masing batang pada barcode memiliki ketebalan yang
berbeda. Ketebalan inilah yang akan diterjemahkan pada suatu nilai.
Mengapa demikian? Karena ketebalan batang barcode menentukan waktu
lintasan bagi titik sinar pembaca yang dipancarkan oleh alat pembaca.Kode garis atau barcode dapat memberi informasi tentang suatu barang dengan lebih cepat dan akurat, karena informasi ini di-simpan dalam komputer. Cara menyimpan dan membongkar informasi ini dengan menggunakan scanner (pelarik). Pelarik inilah yang membaca kode garis pada suatu barang. Kode garis itu lalu dikirim ke komputer oleh pabrik. Komputer membacanya dan mengubah maknanya agar dapat dibaca oleh kita. Tentu saja dengan cepat dan akurat!
KEGUNAAN
Kode batang (barcode) terutama UPC, sudah menjadi bagian penting dalam peradaban modern.Penggunaan yang sudah tersebar luas menjadikan kode batang terus digunakan dan berkembang
dengan baik,seperti:
1.Hampir semua barang yang dijual di toko grosir, department store menggunakan dan
memiliki kode batang UPC. Hal ini sangat membantu dalam melacak seluruh item yang
dibeli dengan memunculkan harga dan data yang sebelumnya sudah program.
2. Penggunaan pada kartu anggota Ritel (hampir seluruh toko ritel seperti alat olah raga,
kosmetik, peralatan kantor, obat, dan factory outlet) untuk mengidentifikasikan
konsumen yang menjadi anggota.
3. Pelacakan gerakan item, termasuk sewa mobil, bagasi maskapai penerbangan. Sejak
tahun 2005, maskapai menggunakan standar IATA 2D kode batang di boarding pass
4. Beberapa 2D kode batang embed hyperlink halaman web page. Sebuah selular mampu
dapat digunakan untuk membaca kode batang dan browsing situs yang terhubung.
5. Pada 1970-an dan 1980-an, perangkat lunak kode sumber ini kadang-kadang dikodekan
dalam kode batang dan dicetak di atas kertas.
UPC (Universal Product
Code)
Adalah
sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang tetap (fixed).
UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil/eceran (retail
product labeling). Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian
suatu produk. Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di
Uniform Code Council.
TIPE, SIMBOL DAN STANDARD
Tipe-tipe barcode yang digunakan tergantung dari beberapa variable yaitu:
1.Standard dan instruksi
2.Tujuan dan penggunaan
3. Encoding data
4. Cetak dan atau metode decoding
Ada beberapa tipe barcode berbeda untuk tujuan yang berbeda, hal ini dinamakan dengan
simbol atau symbology. Setiap tipe simbol atau tipe barcode merupakan standard yang
menjelaskan simbol yang tercetak dan bagaimana peralatannya seperti barcode scanner,
membaca dan mendecoding simbol yang tercetak tersebut.
Standard industri biasanya dibangun ketika perusahaan banyak (multiple) melibatkan proses ID.
Standard tidak begitu penting sama seperti simbol barcode. Standard barcode menjelaskan
bagaimana menggunakan simbol barcode didalam situasi khusus. Sebagai contoh label buku
yang menggunakan ISBN dan secara berkala menggunakan simbol EAN-13 (EAN = European
Articel Number) seperti gambar dibawah ini.
Symbology
Baik teknologi dengan laser scanner dan digital imager telah diprogram untuk mendecode
simbol-simbol atau bahasa tertentu dari barcode. Symbology yang digunakan dalam aplikasi
dapat membantu dalam menentukan teknologi pembacaan. Hal ini akan memberikan banyak
keuntungan. Penggunaan simbol 2 dimensi (2D) yang banyak dipakai di swalayan akan lebih
tepat menggunakan digital imager. Namun untuk aplikasi yang tidak membutuhkan pembacaan
barcode 2D, laser scanner adalah pilihan yang bagus. Berikut ini diberikan contoh barcode 1D
(kiri) dan 2D (kanan).
LASER SCANNER

Laser scanner memberikan hasil baca yang akurat, hal ini akan bermanfaat bagi operator untuk mencapai produktifitas kerjanya. Laser scanner cukup handal untuk mendekoding barcode dengan jangkauan yang lebar dan dapat mencapai 50% lebih dari jangkauan digital imager. Karena teknologi pembacaan laser telah di sempurnakan maka scanner ini sedikit mahal
dibanding digital imager. Meskipun laser scanner tidak bisa membaca simbol-simbol 2D tapi bisa membaca simbol yang mirip 2D yaitu PDF417. Laser scanner memiliki sejumlah keuntungan dalam banyak aplikasi dan bisa menjadi pilihan teknologi yang dapat dipertimbangkan yaitu:
1.Mendecoding pada jarak yang jauh
2.Mendecoding UPC/EAN dan barcode 1D lain yang dipakai di swalayan
3. Aplikasi yang membutuhkan toleransi gerakan
4. Tempat-tempat perbelanjaan
Disamping laser scanner terbukti memiliki keutungan dalam aplikasi tertentu, namun dalam
kondisi lain bisa lebih cocok menggunakan digital imager atau kombinasi kedua teknologi
tersebut. Berikut ini diberikan contoh simbol PDF417.
DIGITAL IMAGER

dengan area imager dapat mendecode barcode 2D. Barcode 2D dapat di encode untuk banyak
informasi daripada barcode 1D, membuat digital imager untuk transportasi, logistik dan aplikasi
tracking. Digital imager memungkinkan pembacaan barcode secara omni-directional,
mengurangi kebutuhan menampung peralatan scanning. Dalam hal pembacaan, digital imager
berkinerja tinggi dapat mengambil dan mentranfer gambar dan membaca dokumen. Digital
imager mempunyai kapabilitas pembacaan direct part marking (DPM) yaitu suatu metode
menandai suatu produk secara permanen. DPM semakin populer dan memungkinkan sebuah
produk dapat dilacak. Digital imager memiliki banyak keuntungan dalam aplikasi tertentu yaitu:
1.Mendekoding semua jenis barkode 1D dan 2D
2. Mendekoding DPM
3. Mendekoding informasi tracking
4. Mengambil /capture gambar untuk managemen inventory
5.Mengkombinasi decoding barcode, capture gambar dan capture tanda tangan dalam
peralatan tunggal